Kamis, 18 Juli 2013

Beberapa Keutamaan Hari Jum’at:










1. Hari Terbaik Abu Hurairah – rodhiyollohu ‘anhu
- meriwayatkan bahwa Rosululloh sholollohu ‘alaihi wasallam -
bersabda: “Hari paling baik dimana
Matahari terbit  , pada hari itu

adalah hari Jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu
pula Adam dimasukkan ke dalamSurga, serta diturunkan dari Surga,pada hari itu juga Kiamat akan
terjadi, pada hari tersebut . terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mu’min sholat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR.Muslim) Dari Abu Lubabah bin Ibnu

Mundzir – rodhiyollohu ‘anhu - berkata, Rosululloh – sholollohu âlaihi wasallam – berkata, “Hari
Jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari Jum’at ini lebih mulia
dari hari raya Idhul Fitri dan Idul
Adha di sisi Allah, pada hari Jum’at terdapat lima (5) peristiwa, diciptakannya Adam dan
diturunkannya ke bumi, pada hari Jum’at juga Adam dimatikan, di hari Jum’at terdapat waktu yang
mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan
dikabulkan selama tidak memohon yang haraam, dan di hari Jum’at pula akan terjadi Kiamat, tidaklah
seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit
kecuali dia dikasihi pada hari Jum’at.” (HR. Ahmad)
2. Terdapat Waktu Mustajab untuk
Berdo’a. Abu Hurairah – rodhiyollohu ‘anhu  berkata Rosululloh – sholollohu ‘alaihi wasallam – bersabda: “ Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan sholat dan memohon sesuatu kepada Allah
pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya.

 Rosululloh â €“ sholollohu ‘alahi
wasallam – mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu
itu (H. Muttafaqun Alaih) Dari Abu Burdah bin Abu Musa al- Asy’ari – rodhiyollohu ‘anhu – ,
katanya: “Abdullah bin Umar - rodhiyollohu ‘anhu- berkata:
“Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menceritakan tentang Rosululloh – sholollohu
‘alaihi wasallam – dalam hal sholat Jum’at?” Ia berkata: “Saya -Abu
Burdah- menjawab: “Ya, saya pernah mendengar ia berkata:
“Saya mendengar Rosululloh â €“ sholollohu ‘alaihi wasallam -
bersabda: “Waktu yang mustajab itu ialah antara duduknya imam -
maksudnya khatib, yang dalam dua khutbah diselingi dengan
duduk sesaat-.” (Riwayat Muslim) Diriwayatkan oleh Al-Nasaa’i dari
Jabir rodhiyollohu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad – sholollohu’alaihi
wasallam – bersabda: Hari Jum’at itu dua belas jam, tidaklah seorang
hamba yang muslim memohon kepada Allah sesuatu pada hari itu
kecuali Beliau akan memperkenankan permohonan hamba -Nya itu, maka carilah dia
pada akhir waktu Ashar.” (HR. An-Nasaâ’i no: 1389). Ibnu Qoyyim Al Jauziah 

– setelah menjabarkan perbedaan pendapat
tentang kapan waktu itu -
mengatakan: “Diantara sekian
banyak pendapat ada dua yang
paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits
yang sahih, pertama saat
duduknya khatib sampai
selesainya sholat. Kedua, sesudah
Ashar, dan ini adalah pendapat
yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma’ad Jilid I/389-390). Pendapat inilah yang dipegang
oleh sebagian besar golongan
salaf, dan telah didukung oleh
berbagai hadits. Adapun tentang
hadits riwayat Abi Musa yang
sebelumnya maka hadits tersebut memiliki banyak cacat dan telah
disebutkan oleh Al-hafiz Ibnu Hajar
di dalam kitab Fathul Bari.
3. Sedekah pada hari itu lebih
utama dibanding sedekah pada
hari-hari lainnya. Ibnu Qoyyim berkata: “Sedekah
pada hari itu dibandingkan dengan
sedekah pada enam hari lainnya
laksana sedekah pada bulan
Ramadhan dibanding bulan-bulan
lainnya”. Hadits dari Ka’ab – rodhiyollohu ‘anhu – menjelaskan:
“Dan sedekah pada hari itu lebih
mulia dibanding hari-hari
selainnya”.(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah menampakkan
diri kepada hamba-Nya yang
beriman di Surga. Sahabat Anas bin Malik -
rodhiyollohu ‘anhu – dalam
mengomentari ayat: ” Mereka di
dalamnya (di dalam Surga)
memperoleh apa yang mereka
kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (Al Quran Surat
Qaaf ayat 35 (50:35)) mengatakan:
“Allah menampakkan diri kepada
mereka setiap hari Jum’at”.
5. Hari besar yang berulang setiap
pekan. Ibnu Abbas – rodhiyollohu ‘anhu -
berkata : Rosululloh – sholollohu
‘ala’hi wasallam – bersabda: “Hari
ini adalah hari besar yang Allah
tetapkan bagi umat Islam, maka
siapa yang hendak menghadiri sholat Jum’at hendaklah mandi
terlebih dahulu …” (HR. Ibnu
Majah)
6. Hari dihapuskannya dosa-dosa Salman Al Farisi – rodhiyollohu
‘anhu – berkata : Rosululloh -
sholollohu ‘alaihi wasallam -
bersabda: “Siapa yang mandi pada
hari Jum’at, bersuci sesuai
kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum,
lalu berangkat ke masjid, dan
masuk masjid tanpa melangkahi
diantara dua orang untuk
dilewatinya, kemudian sholat
sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya
diampuni dosa-dosanya di antara
dua Jum’at”. (HR. Bukhari). Dari Abu Hurairah – rodhiyollohu
‘anhu – dari Risululloh – sholollohu
‘alaihi wasallam – bersabda:
“Sholat lima waktu, dari Jum’at
yang satu ke Jum’at yang
berikutnya,dari Ramadhan yang satu ke Ramadhan yang
berikutnya itu dapat menjadi
penghapus dosa-dosa antara jarak
keduanya itu, jikalau dosa-dosa
besar dijauhi.” (Riwayat Muslim)
7. Orang yang berjalan untuk
sholat Jum’at akan mendapat
pahala untuk tiap langkahnya,
setara dengan pahala ibadah satu
tahuvc n sholat dan puasa Aus bin Aus – rodhiyollohu ‘anhu -
berkata: Rosululloh – sholollohu
‘alaihi wasallam – bersabda: “Siapa
yang mandi pada hari Jum’at,
kemudian bersegera berangkat
menuju masjid, dan menempati shof terdepan kemudian dia diam,
maka setiap langkah yang dia
ayunkan mendapat pahala puasa
dan sholat selama satu tahun, dan
itu adalah hal yang mudah bagi
Allah”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh
Ibnu Huzaimah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar